Rabu, 28 Oktober 2015

5 NASEHAT ABAH HABIB LUTHFI

Ribuan umat yang datang meminta nasihat kepada Maulana Habib Luthfi, berkut diantaranya yang disampaikan beliau agar dijaga dan diamalkan oleh kaum muslimin. " Seorang muslim agar mendapatkan keselamatan Insya Allah, di dalam agama, dunia dan akhirat haruslah memegang teguh beberapa prinsip ini".
5 Nasehat itu yaitu :
1. Pegang teguh teladan salaf shalihin
Baik itu thariqah-nya, akhlaknya, amal salehnya. Pegang teguh dan kuat mantap, walaupun kamu sampai sulit dan kere (sangat miskin) tetaplah teguh memegang teladan Salaf Shalihin. Gigit kuat dengan gerahammu, jangan dilepas jika kamu ingin selamat dan mendapat ridho-Nya.

2. Jadikanlah keimanan sebagai Imam
Bukan akal yang menjadi ujung tombaknya. Hati-hati di akhir jaman ini, akan dan sudah banyak muncul paham dan orang-orang yang lebih mengedepankan akal-rasio-logika dibandingkan imannya. Seharusnya Iman menjadi imamnya, akal & logika menjadi makmumnya, mengikuti iman. Tinggalkan pendapat orang-orang yang mengedapankan akalnya dibanding imannya. Percuma dan sia-sia waktumu jika menanggapi orang-orang yang demikian, kamu akan rugi dunia akhirat. Karena bagaimana mungkin akal manusia bisa menerima seluruh kebesaran khazanah kerajaan Allah SWT, hanya keimanan yang dapat menerima kebesaran Allah SWT.
3. Ziarah shalihin
Baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup, dan kuatkan tali ikatan silaturahim. Berziarah (mengunjungi) kaum shalihin jangan hanya ketika ada maunya, kalau ada perlunya saja. Hal itu baik tidak terlarang, tetapi kurang kemanfaatannya untuk jangka panjang. Hanya untuk kebutuhan-manfaat sesaat belaka, sungguh sangat disayangkan. Tetapi alangkah baiknya kita berziarah sholihin itu karena mahabbah ilaa mahbub, kecintaan kepada yang dicintai. Kalau hal ini dijalin dengan baik maka ia akan mendapat limpahan madad (pertolongan), sirr asrar (rahasia) dan jaah (essence, intisari) dari ziarahnya. Dan sering silaturahmi itu menimbulkan kecintaan dan keridhoan Allah SWT kepada orang yang menjalin hubungan silaturahmi, sehingga rahmat dan berkah serta maghfirah Allah SWT terlimpah kepadanya. Jauh dari bala’, musibah, penyakit dan diberi kelancaran rezeki. Insya Allah.
4. Jangan suka membeda-bedakan
Ini penyakit yang timbul dan tumbuh di akhir jaman ini. Jangan beda-bedakan itu suku apa, kabilah apa, bangsa apa, partainya apa, thariqah-nya apa, madzhab-nya apa dan sebagainya. Itu urusan Allah SWT, kita ini manusia, hamba-Nya, makhluk ciptaan-Nya, jangan suka usil ikut campur urusannya Allah SWT. Makanya sekarang berbagai macam bala’, musibah bertubi-tubi datang. Karena ulah manusia itu sendiri. Yang suka sok tahu, sok jago, sok suci, sok pintar bukan kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, malah ikut campur urusan Allah SWT. Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana lagi Maha Berkehendak, Allah SWT yang akan menghukumi, menentukan secara mutlak kelak di pengadilan Ilahi Yang Maha Adil bagi seluruh makhluk-Nya. Segala sesuatu misal pengadilan itu semua adalah bentuk ikhtiar manusia belaka di muka bumi ini secara syariat. Ketentuan yang mutlak benar dan salah adalah di tangan Allah SWT di hari kemudian. Keyakinan dan keimanan ini harus ditanam kuat dan kokoh dilubuk sanubari keimanan kita.
5. Jangan tinggal tiap hari membaca Al-Qur’an, shalawat kepada Rasulullah SAW,
 taat kepada guru/syaikh/mursyid dan birul walidain (berbakti kepada orangtua). Jadikan hal ini semua awrad-mu. Jangan tinggal hal tersebut. Membaca Al-Qur’an walau satu ayat setiap harinya. Memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Nabi SAW jadikan hal ini semua awrad (wirid yang dilakukan istiqomah) bagi diri kita demi menggapai kebahagian dan keselamatan di dalam agama, dunia dan akhirat.
Cukup sudah lima hal ini kamu pegang erat-erat, Insya Allah, Taufik Hidayah dan Inayah Allah SWT melimpah dan turun kepadamu.

Selasa, 20 Oktober 2015

RESENSI ZADANIYAL TENTANG SEJARAH MAULID NABI

MENEGUHKAN SEMANGAT KEISLAMAN
DAN KEBANGSAAN
SEJAK KHAIRUZAN (172 H.) 
HINGGA HABIB LUTHFI BIN YAHYA (1947-SEKARANG)



Maulid Nabi melintasi ruang yang luas dan beraneka macam tekstur kebudayaannya. Universal karena selain mengabaikan batas geografis juga melampaui sekat zaman. Rentang seribu tahun sejak abad kedua hijriah merupakan waktu yang tidak sebentar. Inilah globalitas dan universalitas Maulid Nabi. 
Buku ini merupakan argumentasi lain eksistensi Maulid Nabi. Selama ini, Maulid Nabi selalu dibela dalam argumen-argumen yang bersifat teologis seperti fatwa hukum dan keteladanan moral. Namun siapa yang berani mencoba menjelajahi semesta sejarah dan praktikal Muslim selama berabad-abad? Lalu merangkainya menjadi sebuah bukti bahwa Maulid diterima oleh mayoritas Muslim di seluruh dunia selama berabad-abad. Artinya, Maulid Nabi bersifat global dan universal. Mengikuti pesebaran kaum Muslim di seluruh dunia.
Pada umumnya, literatur Islam yang populer di masyarakat mengidentifikasi abad kelima atau keenam sebagai era kemunculan perayaan Maulid Nabi. Dan pada umumnya, dikait-kaitkan dengan Dinasti Fatimi Mesir yang menganut Syiah. Buku ini mengungkapkan bahwa Maulid Nabi sudah menjadi agenda Kekhalifahan Sunni Abbasiyah pada abad kedua hijriah. Ketika kekuasaan berada di tangan Khalifah al-Mansur, al-Hadi dan Harun al-Rasyid. Bukan tiga orang ini yang berinisiatif mengadakan perayaan Maulid Nabi. Tapi seorang perempuan Persia yang cantik, cerdas, dan berwawasan luas. Perempuan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi itu bernama al-Khaizuran (173 H.).
Dia adalah istri Khalifah al-Mansur dan ibu dari dua Khalifah Abbasiyah, al-Hadi dan Harun al-Rasyid. Dengan pengaruhnya, dia menginisiasi perayaan Maulid Nabi sebagai benteng kultural Islam agar masyarakat Muslim saat tidak turut merayakan Nairuz dan Mahrajan. Dua perayaan kuno Persia yang tetap semarak ketika Islam mendominasi wilayah Persia. Kebijakan itu ternyata lebih dahsyat dibanding dengan sekadar memfatwakan haram mengucapkan selamat hari raya. Yaitu dengan menyediakan alternatif lain yang tidak kalah bergengsinya, dan tentu saja berpihak kepada tradisi Islam. Itulah arti Maulid Nabi pada abad kedua hijriah. Inilah salah satu bahasan yang diulas oleh buku Sejarah Maulid Nabi: Meneguhkan Semangat Keagamaan dan Kebangsaan Sejak al-Khaizuran (173 H.) hingga Habib Luthfi bin Yahya (1937-Sekarang).
Buku yang ditulis oleh Ahmad Tsauri ini, mencoba mengambil sejarah sebagai jalan masuk meneguhkan eksistensi Maulid Nabi. Sejarah yang dimaksud buku ini merentang jauh hingga seribu tahun lalu. Yaitu dari abad kedua hijriah hingga dunia kontemporer saat ini. Tentu bukan pekerjaan mudah, tapi Ahmad Tsauri mencoba memulainya. Ahmad Tsauri menyajikan utaian sejarah itu dalam tujuh bab utama. Bab pertama berbicara tentang Maulid Nabi sebagai gejala global dan universal. Global dalam arti Maulid Nabi melintasi ruang yang luas dan beraneka macam tekstur kebudayaannya. Universal karena selain mengabaikan batas geografis juga melampaui sekat zaman. Rentang seribu tahun sejak abad kedua hijriah merupakan waktu yang tidak sebentar. Inilah globalitas dan universalitas Maulid Nabi.
Bab kedua berbicara mengenai perayaan Maulid Nabi paling klasik yang hampir-hampir dilupakan oleh buku-buku sejarah besar. Pembahasan merentang dari Dinasti Bani Abbasiyah, Dinasti Fatimi Mesir, Dinasti Ayyubiyah Mesir, Dinasti Azafi Maghrib, Dinasti Marini Maroko, Pasca Serbuan Mongol, hingga era penjajahan negara-negara Eropa. Bab ketiga berbicara mengenai semangat yang selalu menyertai Maulid Nabi. Yaitu semangat keagamaan dan kebangsaan. Maulid Nabi selalu mengajarkan bagaimana kita mempertahankan apa yang kita miliki. Entah itu dengan ajaran syukur nikmat, ketaatan kepada yang kuasa, mengingat nabi, menjaga kedaulatan, maupun mencintai tanah air. Maulid Nabi mengajarkan bagaimana menjaga apa yang dianugrahkan Tuhan kepada kita.
Bab keempat membicarakan model-model perayaan Maulid Nabi di berbagai macam negara. Ini untuk menunjukkan bahwa setiap Muslim memiliki cara sendiri dalam merayakan hari kelahiran Nabi yang paling dicintainya. Entah dengan model besar maupun kecil-kecilan. Baik di negara-negara mayoritas Muslim maupun di negara-negara minoritas Muslim. Mereka merayakan Maulid Nabi. Dunia global membuka jejaring Maulid Nabi di seluruh dunia.
Bab kelima mengupas sejarah masuknya tradisi Maulid Nabi ke Nusantara kuno. Hal ingin ditepis adalah pandangan sebagian sarjana yang menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi adalah ciri-ciri kehadiran kaum Syiah di Nusantara kuno. Bab ini mencoba menepis anggapan tersebut. Bahwa benar Ahlul Bait, orang-orang yang memiliki garis keturunan Nabi, yang membawa yang menyebarkan tradisi perayaan Maulid Nabi. Namun toh mereka adalah orang-orang Ahlus-Sunnah Wal Jamaah dari India, Yaman, dan Arab Jazirah. Bab ini juga mengupas mengenai peran pemerintahan raja-raja pribumi Muslim yang merayakan Maulid Nabi. Negara Muslim Nusantara kuno mendukung perayaan Maulid Nabi. Bahkan hingga sekarang seperti dapat dilihat dalam perayaan Sekaten di Jogjakarta dan Solo Hadiningrat. Faktanya, Maulid Nabi menjadi media efektif dalam mendakwahkan Islam.
Bab keenam mengulas perayaan Maulid Nabi yang diprakarsai oleh Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan. Penulis tetap menggunakan pendekatan historis dalam memahami eksistensi Maulid Nabi. Kepanitiaan dipegang oleh Pengurus Majelis Khanzus Shalawat. Sebuah lembaga dakwah yang dipimpin oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Sejak pertama kali diadakan hingga saat ini, kontinuitas semangatnya tetap terjaga. Yaitu mempromosikan gagasan keagamaan dan kebangsaan. Pada saat pertama kali diadakan oleh leluhur Habib Luthfi, yaitu Habib Hasyim bin Yahya, Maulid Nabi menjadi sarana persatuan umat kota Pekalongan yang dikenal sebagai daerah panas dan rawan konflik. Selain bahwa beliau merupakan tokoh yang dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial. Maulid Nabi mengajarkan keberislaman dan keberbangsaan sekaligus sejak saat itu. Demikian pula yang terjadi sekarang. Habib Luthfi menyadari betul peran ini. Karenanya, setiap mengadakan even ini, beliau selalu mengundang seluruh elemen bangsa. Mulai dari masyarakat luas, pejabat-pejabat negara, daerah, militer maupun sipil, hingga pemuka komunitas agama-agama dan pengusaha. Maulid Akbar Kanzus Shalawat seakan ingin menyampaikan pesan, Indonesia hanya bisa utuh dengan seluruh elemennya. Jangan mencoba memecah belah bangsa ini. Maulid Nabi akan menjaga persatuan mereka. Dan membakar semangat nasionalisme mereka.
Buku ini ditutup dengan bab ketujuh, menyarikan pesan sejarah panjang Maulid Nabi. Buku ini mengkampanyekan bahwa Maulid Nabi mengawal keislaman dan kebangsaan umat!
(Resensi : Muhammad Chairul Huda) [Informasi Buku: 5708B7D7(PIN BB) -Whatsapp: 087830738611 - 0857 4292 6846  (INDOSAT) - 087830738611    (XL) Facabook : Menara Publisher Twitter : @MenaraPublisher Website : www.ilmutasawuf.com]

Senin, 12 Oktober 2015

KATA-KATA MUTIARA ZADANIYAL

لا تعجال ولا تدزل ولا قن بالعنجال
"Jangan tergoda dan Jangan Tergesa-gesa ketika menerimaku."

كديان فى قلبى الذي ابدا

"Bagaikan pelita di dalam hatiku yang selama-lamanya."

وللقلب على قلب دليل حين يلقاه

"Hati dengan hati yang lain menjadi petunjuk bagi yang menemuinya."

 لا تخد عن فللجيب دلائل ولديه من تحق الحبيب وسائل
"Jangan engkau tertipu oleh cinta karna yang namanya kekasih itu mempunyai tanda-tanda cinta dan adanya pemberian-pemberian sebagai perantara pada sang kekasih."

شوقى الى القران الكريم لايصان ببيان
"Kerinduanku kepada Al Qur'anul karim tidak bisa digambarkan dengan kata-kata." 

"Ketika manusia terdiam tidak punya kegiatan,ia sebenarnya telah kehilangan banyak impian dan harapan."

"Aku yakin penantian panjang bukan berujung sia-sia jika do'a adalah singgasana tertinggi dari sebuah rasa."

"Persahabatan akan abadi jika salah satu dari mereka tidak ada yang menghanati."

"Jadilah engkau seorang mukmin yang dapat melihat udzur sebagai alasan dan jangan engkau menjadi seorang munafik yang cari-cari kesalahan."

"Hadirnya hati yang dibutuhkan dalam setiap dzikir adalah keimanan kita dan kesholehan ke-2 orang tua dapat menjadikan anak baik dan mampu dalam segi apapun."

"Dengan Berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna bahkan dengan dzikir kepadanya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh sendirinya."

"Aku tak pernah memiliki kebijakan, saya hanya melakukan yang terbaik setiap kali dan setiap hari."

"Apapun yg telah kamu lakukan, apapun kesalahanmu, kamu akan selalu menemukan kata maaf dalam hati seorang Ibu."

"Bahagia bukan milik dia yg hebat dalam segalanya, namun dia yg mampu temukan hal sederhana dlm hidupnya dan tetap bersyukur."

"Berhenti berusaha tuk jadi yg sempurna. Temukan dia yg tahu semua kelemahanmu tapi tetap ingin menjadi bagian hidupmu."

"Bersedih dengan orang yg tepat lebih baik daripada berbahagia dengan orang yg salah. Bijaklah dlm memilih sahabat."

"Cinta adalah ketika kamu yakin bahwa dirimu telah melupakannya, kamu masih menemukan dirimu peduli padanya."

"Dalam hidup ini, mungkin kamu tak cukup baik bagi semua orang, namun kamu akan selalu jadi yg terbaik dimata sahabatmu."

"Dibalik setiap kesedihan, terdapat kebahagiaan. Serahkan segala urusan kepada Tuhan. Biarkan waktu dan kehidupan berjalan."

"Fokus pada masalahmu, km tak akan mendapat solusi. Fokus pada Tuhan, Dia akan memberimu solusi."

"Hal yang paling sulit adalah mengalahkan diri sendiri. Tapi itu bisa kamu mulai dengan memaafkan diri sendiri."

"Hanya karena pernah terluka, tak berati kamu harus takut mencinta. Ada seseorang yg tepat untukmu di luar sana."

"Hanya karena seseorang tersenyum, bukan berarti dia bahagia. Terkadang dia hanya tak ingin terlihat lemah."

"Indahnya persahabatan adalah saat kita memberi tak mengharapkan balasan. Ada tawa saat dalam kesedihan."

"Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya tuk mencari seorang yg lebih baik darimu."

"Kadang kamu harus melepaskan, bukan karena tak cinta, tapi karena kamu lebih mencintai dirimu yg terus terluka."

"Kebahagian tidak diukur dari seberapa banyak yang dimiliki, tetapi dari perasaan mensyukuri apa yang dimiliki"

"Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk menggambarkan orang lain sebagaimana mereka melihat diri mereka sendiri"

Minggu, 11 Oktober 2015

Kata MOtivasi Habib Luthfi



“Perselisihan para ulama fiqih ibarat biji mangga, tumbuh bercabang kemudian menumbuhkan ranting, dari ranting kemudian muncul dedaunan dan buah-buahan yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.”

“Rahasia Allah terletak pada makhlukNya.”

“Sesama wali quthub meski memiliki pangkat kewalian yang sama tetapi memiliki sirr atau rahasia yang berbeda. Salah satu hikmahnya adalah agar tidak ada kecemburuan di antara makhluk Allah.”

“Jangan sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat, terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah. Salah satu sebab kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat menghormati guru-guruku.”

“Rizki itu ada dua, Tajrid dan Kasbi. Rizki Tajrid diperoleh tanpa melalui ikhtiar, inilah karunia yang Allah berikan kepada para auliya' (kekasih Allah). Sedang rizki Kasbi didapat melalui proses ikhtiar.”

“Rizki itu ibarat tangki mobil, sudah ada takarannya gak bisa dilebihkan atau dikurangi. Kalau dilebihkan bisa-bisa luber dan kalau dikurangi bisa-bisa pengemudi tidak sampai ke tujuan.”

“Jangan kau akui keilmuan seorang alim yang suka mencerca para auliya’ dan ulama.”

“Qana’ah dan zuhud adalah pakaian tani yang kita gunakan untuk menggarap lahan di sawah, pelindung dari kotoran-kotoran dan lumpur yang bisa menodai tubuh kita dikala menggarap lahan. Begitulah kaum sufi memandang dunia, mereka tetap bekerja, ikhtiar mencari rizki dengan bersikap qana’ah dan zuhud agar kotoran dunia tidak mengotori hati mereka yang bersih.”

“Anda keliru jika menyangka para ulama sufi tidak kaya. Al-Imam Abul Hasan asy-Syadzili memiliki empat ekor kuda paling mahal di masanya, kereta kudanya memiliki dua roda yang dihiasi mutiara dan batu mulia, tapi tidak sedikitpun kemegahan kereta kuda itu mengisi relung hatinya. Bahkan ketika ada orang yang takjub akan kemegahan kereta kudanya dan sangat menginginkan apa yang dimiliki sang sufi, asy-Syadzili lantas memberikan kereta kudanya untuk orang tersebut.”

“Tidak usah memikirkan kekeramatan, yang penting kalian mendalami sekaligus mengamali secara benar dzahir-dzahir syariat.”

“Aku tidak pernah belajar komunikasi dengan arwah di alam barzakh. Aku bisa karena memiliki mahabbah (kecintaan) kepada meraka. Ilmu seperti itu tidak usah dipelajari, berbahaya, karena kalian belum bisa membedakan mana arwah para wali dan mana arwah yang merupakan jelmaan iblis.”

“Hikmah di balik tanaman yang diletakkan di atas kuburan adalah untuk meringankan adzab si ahli kubur. Karena selama tanaman itu masih hijau, dia (tanaman) bertasbih memujiNya. Hal inilah yang menjadi sebab turunnya rahmat diringankan siksaan si ahli kubur.”

“Kasih sayang seorang wali itu sama seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, bahkan mereka rela menanggung adzab yang turun di umat mereka. Begitulah sifat para auliya’.”

“Rahmat turun karena sebab ikhtiar. Contoh: sakinah, mawaddah dan rahmah akan muncul jika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah.”

“Qudrat dan iradat Allah Swt. ditunjukan pada tiap makhluk yang telah Dia ciptakan.”

“Make up orang mukmin ialah bekas sujud yang memancar dari wajahnya.”

“Maksiatnya Nabi Adam As. merupakan tarbiyah Allah Swt. kepada Nabi Adam As. agar kelak jangan mengulangi perbuatan tersebut.”

“Hikmah diperoleh setelah penalaran yang mendalam. Hikmah juga mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar.”

“Demi menghormati Abdullah bin Umi Maktum, Rasulullah Saw. selalu berdiri tiap kali ada orang buta yang lewat di hadapan beliau.”

“Berpalingnya Rasulullah Saw. dari Abdullah bin Umi Maktum membuat beliau ditegur oleh Allah Swt. dengan cara yang halus yaitu dengan dhamir ghaib: “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, bukan dengan dhamir mukhathab: “Kamu (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, (QS. ‘Abasa ayat 1). Hal ini adalah bentuk pendidikan sekaligus perintah Allah kepada Rasulullah Saw. untuk menyampaikan dakwah, terlepas dari diterima atau tidaknya dakwah Rasulullah Saw., sebagai kewajiban beliau selaku utusan Allah sekaligus menekankan bahwa hak Allah Swt. adalah memberikan hidayah pada siapa saja yang Dia kehendaki.”

“Salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah hasud. Hasud jika dikombinasikan dengan sifat ghaflah atau lalai akan memunculkan sikap sombong.”

“Hasad dan marah adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.”

“Segala sesuatu memiliki batasan, termasuk kesabaran. Jika sabar tidak memiliki batas, mungkin Kanjeng Nabi Saw. akan diam saja dan tidak akan memerangi kaum kafir di Perang Badar.”

“Bersabar tidak boleh menuruti hawa nafsu tapi harus dengan ilmu.”

“Aku (Oki Yosi) pernah bertanya kepada Abah: “Bagaimanakah cara kita mengetahui keinginan yang semata-mata karena Allah dan keinginan yang bersumber dari nafsu?” Beliau Habib Luthfi bin Yahya menjawab: “Bagi saja keinginan itu menjadi dua, satu untuk akal dan kedua untuk ilmu. Akal sebagai hakim dan ilmu alat untuk menganalisa dengan hati sebagai rajanya yang akan mendorong keinginan kita bertindak semata-mata karena Allah.”

Kecintaan Abah Habib Lutfi Terhadap NKRI


Kecintaanya Habib Luthfi Bin Yahya terhadap Negara Indonesia mungkin tidak bisa disamakan dengan siapapun dan apapun. Berulang kali beliau untuk mengajak pemuda dan pemudi generasi baru Indonesia untuk mencintai dan untuk bangga menjadi orang Indonesia. Berikut ini merupakan Kata-kata Mutiara Cinta Indonesia oleh Habib Luthfi bin Yahya

Bangga terhadap Indonesia bukan sombong, tapi rasa syukur pada Allah Swt. Hormat pada Merah Putih bukan syirik, tapi ungkapan rasa syukur pada Allah Swt. untuk memiliki Bangsa Indonesia.
Bendera Merah Putih adalah harga diri Bangsa, kehormatan Bangsa. Jika kita mau bercermin kepada Bendera Merah Putih semestinya kita malu menjadi Bangsa. Koruptor tidak akan melakukan korupsi jika mau bercermin pada pendiri Bangsa, pada sang saka Merah Putih.
Cinta NKRI tidak hanya dilaksanakan pada 17 Agustus saja, melainkan setiap hari Senin dan upacara kebangsaan yang lain. Cinta kepada bangsa selalu ditanamnkan melalui pengibaran sang saka Merah Putih. Kalau kita tidak cinta pada NKRI, untuk apa kita harus melakukan upacara bendera, hormat kepada sang saka Merah Putih?
Betapa pentingnya cinta tanah air, salah satu contohnya dengan menghormati Bendera Merah Putih. Meskipun jahit atau bikin merah putih itu gampang, namun banyak darah yang mengucur, banyak pengorbanan yang penuh rasa sakit demi menurunkan bendera Belanda dan menggantinya dengan Bendera Merah Putih. Sehingga sebagai anak Indonesia kita harus mempunyai penghormatan yang luar biasa kepada Merah Putih, harus menyucinya dan merawatnya dengan penuh perasaan 
Kecintaan pada partai jangan melebihi mata kaki. Kecintaan pada Bangsa dan Negara samapai ke leher. Kecintaan pada agama melibihi ujung kepala.
Yang memperjuangkan Bangsa ini adalah para ulama, kiai danpejuang muslim yang tak sempat dianugerahi bintang gerilnya. Maka jika ada kelompok kelompok yang hendak menggerogoti kesatuan Bangsa ini, mereka adalah orang orang yang tidak tahu sejarah. Wajib hukumnya bagi kita untuk menjaga keutuhan Negara ini dari rongrongan sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab.

Itulah Kata-kata Mutiara Cinta Indonesia oleh Habib Luthfi bin Yahya yang sangat mencintai Bangsa Indonesia dan menjaga kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Semoga bisa memotifasi temen-temen yang membacanya dan menyebar luaskannya

Sabtu, 10 Oktober 2015

Bcalah sehingga engkau termotivasi














Biografi Maulana Alhabib M. Luthfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya
Lahir 10 November 1947 (umur 67)
Bendera Indonesia
Pekalongan Kebangsaan Indonesia
Nama lain Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya (Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah)
Ketua Umum MUI Jawa Tengah
Agama Islam
Situs web Situs Resmi Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya
(lahir di Kota Pekalongan, 10 November 1947; umur 67 tahun, tanggal lahirnya bertepatan dengan 27 Rajab 1367 H)
Beliau adalah pendakwah (syekh)
kelahiran Kota Pekalongan berkebangsaan Indonesia. Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi ketua MUI Jawa Tengah.

 # Nasab Jalur Ibu
Dilahirkan dari seorang syarifah, yang memiliki nama dan nasab:
sayidah al Karimah
as Syarifah Nur binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sayid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad bin al Imam ‘Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abd Rahman Maula Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam ‘Alawi bin Sayidina Imam al Faqih al Muqadam bin ‘Ali Bâ Alawi.

 # Nasab Jalur Ayah
 Nabi Muhammad SAW
 Sayidatina Fathimah az-Zahra + Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
Imam Husein ash-Sibth
Imam Ali Zainal Abiddin
Imam Muhammad al-Baqir
Imam Ja’far Shadiq
Imam Ali al-Uraidhi
Imam Muhammad an-Naqib
Imam Isa an-Naqib ar-Rumi
Imam Ahmad Al-Muhajir
Imam Ubaidullah
Imam Alwy Ba’Alawy
Imam Muhammad
Imam Alwy
Imam Ali Khali Qasam
Imam Muhammad Shahib Marbath
Imam Ali
Imam Al-Faqih al-Muqaddam
Muhammd Ba’Alawy
Imam Alwy al-Ghuyyur
Imam Ali Maula Darrak
Imam Muhammad Maulad Dawileh
Imam Alwy an-Nasiq
Al-Habib Ali
Al-Habib Alwy
Al-Habib Hasan
Al-Imam Yahya Ba’Alawy
Al-Habib Ahmad
Al-Habib Syekh
Al-Habib Muhammad
Al-Habib Thoha
Al-Habib Muhammad al-Qodhi
Al-Habib Thoha
Al-Habib Hasan
Al-Habib Thoha
Al-Habib Umar
Al-Habib Hasyim
Al-Habib Ali
Al-Habib Muhammad Luthfi

# Masa Pendidikan
Pendidikan pertama Maulana Habib Luthfi diterima dari ayah al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya ia belajar di Madrasah Salafiah.
Guru-gurunya di Madrasah itu di antaranya:
 Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb
 As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas
Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (pamannya sendiri)
Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi
 Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Muhammad Luthfi bin Yahya belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun.

 #) Perjalanan Ilmiah
Selanjutnya pada tahun 1959 M, ia melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan dinegara lainnya. Ia menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi. Dari Guru-guru tersebut ia mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.

 #) Silsilah Thariqah dan Baiat Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Yahya mengambil thariqah dan hirqah Muhammadiah dari para tokoh ulama. Dari guru-gurunya ia mendapat ijazah untuk membaiat dan menjadi mursyid. Di antara guru-gurunya itu adalah:

 # Thariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syadziliah al ‘Aliah Dari Al Hafidz al Muhadits al Mufasir al Musnid al Alim al Alamah Ghauts az Zaman Sayidi Syekh Muhammad Ash’ad Abd Malik bin Qutb al Kabir al Imam al Alamah Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid Sanad Naqsyabandiayah al Khalidiyah Sayidi Syekh ash’ad Abd Malik dari bapaknya Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid dari Quth al Kabir Sayid Salaman Zuhdi dari Qutb al Arif Sulaiman al Quraimi dari Qutb al Arif Sayid Abdullah Afandi dari Qutb al Ghauts al Jami’ al Mujadid Maulana Muhammad Khalid sampai pada Qutb al Ghauts al Jami’ Sayidi Syah Muhammad Baha’udin an Naqsyabandi al Hasni. Syadziliyah Dari Sayidi Syekh Muhammad Ash’Ad Abd Malik dari al Alim al al Alamah Ahmad an Nahrawi al Maki dari Mufti Mekah-Madinah al Kabir Sayid Shalih al Hanafi ra.

 # Thariqah al ‘Alawiya al ‘Idrusyiah al ‘Atha’iyah al Hadadiah dan Yahyawiyah: Dari al Alim al Alamah Qutb al Kabir al Habib ‘Ali bin Husain al ‘Athas. Afrad Zamanihi Akabir Aulia al Alamah al habib Hasan bin Qutb al Ghauts Mufti al kabir al habib al Iamam ‘Utsman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Bâ ‘Alawi. Al Ustadz al kabir al Muhadits al Musnid Sayidi al Al Alamah al Habib Abdullah bin Abd Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bâ ‘Alawi. Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Ali bin Sayid Al Qutb Al Al Alamah Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi. Al Alim al Arif billah al Habib Hasan bin Salim al ‘Athas Singapura. Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim Bâ ‘Alawi. Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah dan ijazah untuk baiat, talqin dzikir khas dan ‘Am.

# Thariqah Al Qadiriyah an Naqsyabandiyah: Dari Al Alim al Alamah tabahur dalam Ilmu syaria’at, thariqah, hakikat dan tashawuf Sayidi al Imam ‘Ali bin Umar bin Idrus bin Zain bin Qutb al Ghauts al Habib ‘Alawi Bâfaqih Bâ ‘Alawi Negara Bali. Sayid Ali bin Umar dari Al Alim al Alamah Auhad Akabir Ulama Sayidi Syekh Ahmad Khalil bin Abd Lathif Bangkalan. ra. Dari kedua gurunya itu, al Habib Muhammad Luthfi mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah, talqin dzikir dan ijazah untuk bai’at talqin.

# Jami’uthuruq (semua thariqat) dengan sanad dan silsilahnya: Al Imam al Alim al Alamah al Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syekh Muhammad al Maliki bin Imam Sayid Mufti al Haramain ‘Alawi bin Abas al Maliki al Hasni al Husaini Mekah. Darinya, Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah mursyid, hirqah, talqin dzikir, bai’at khas, dan ‘Am, kitab-kitab karangan syekh Maliki, wirid-wirid, hizib-hizib, kitab-kitab hadis dan sanadnya.
# Thariqah Tijaniah: Al Alim al Alamah Akabir Aulia al Kiram ra’su al Muhibin Ahli bait Sayidi Sa’id bin Armiya Giren Tegal. Kiyai Sa’id menerima dari dua gurunya; pertama Syekh’Ali bin Abu Bakar Bâsalamah. Syekh Ali bin Abu Bakar Bâsalamah menerima dari Sayid ‘Alawi al Maliki. Kedua Syekh Sa’id menerima langsung dari Sayid ‘Alawi al Maliki. Dari Syekh Sa’id bin Armiya itu Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah, talqin dzikir, dan menjadi mursyid dan ijazah bai’at untuk khas dan ‘am.

 #) Kegiatan-kegiatan
- Bersama Habib Umar Pengajian Thariqah tiap jum’at Kliwon pagi (Jami'ul Usul thariq al Aulia).

-Pengajian Ihya Ulumidin tiap Selasa malam.

-Pengajian Fath Qarib tiap Rabu pagi(husus untuk ibu-ibu)

-Pengajian Ahad pagi, pengajian thariqah husus ibu-ibu.

-Pengajian tiap bulan Ramadhan (untuk santri tingkat Aliyah).

-Da’wah ilallah berupa umum di berbagai daerah di Nusantara.

-Rangakain Maulid Kanzus (lebih dari 60 tempat) di kota Pekalongan dan daerah sekitarnya. Dan kegiatan lainnya.

Takdir Cintaku Karna Allah

Takdir Cintaku
Saat cinta ini datang
Laksana tetesan putihnya salju
Dalam padang yg gersang
Rinduku merambat hingga langit ke 7 Teriring do'a dg percikan air wudhu
Yang mengharap rahmat dlm harapanku padanya
Rasa & rinduku dengan cahayanya
Dalam takdir cinta kubersujud memohon ampunannya.
Cinta & rindu Iringi aku.
dalam lembah Munajat pengharapanku. Menggapai cinta ilahi.
Gugusan hari hari Dalam hati mensyukuri. Hari penuh dengan sinar illahi.
Mengejar cintanya.
Tak peduli kan kuterjang Biarpun kutembus padang ilalang
Mengharap dalam gulitanya Malam
berada dalam pelukan Allah Swt
Karena cintaku padanya terukir dalam takdir cinta