Minggu, 01 November 2015

Makalah Khalifah Walid Bin Yazid & Yazid Bin Walid Yang Dibuat Oleh Kelas XI IPA



A. Khalifah Al- Walid Bin Yazid (125 H-126 H)
1.    Sejarah
Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik dilahirkan pada 90 H. Ketika ayahnya, Yazid Bin Abdul Malik diangkat sebagai khalifah, Al-Walid masih berusia 11 Tahun. Seperti dituturkan At-Tabari dalam Tarikh Al-Umam Al-Muluk, ketika diangkat menjadi khlaifah, Yazid Bin Abdul Malik ingin mengangkat putranya Al-Walid sebagai putra mahkota. Namun saat itu Al-Walid masih belum cukup usia. Yazid bin Abdul Malik terpaksa mengangkat saudaranya, sedangkan Al-Walid sebagai putra mahkota kedua. Ternyata, Yazid Bin Abdul Malik masih hidup hingga putranya cukup usia. Yazid Bin Abdul Malik sangat menyesal karena terlanjur mendahulukan saudaranya dari pada putranya sendiri.

Menurut riwayat, ia pernah berkata :”Tuhanlah yang menjadi hakim antara aku dan orang-orang yang telah menjadikan Hisyam Bin Abdul Malik sebagai pemisah antara aku dan engkau.” Begitu Yazid Bin Abdul Malik meninggal dunia, Hisyam naik tahta sebagai khalifah kesepuluh Daulah Umayyah. Sudah bias ditebak, terjadi pertentangan antara Khalifah Hisyam Bin Abdul Malik dan keponakannya, Al-Walid bin Yazid. Apalagi beberapa ahli sejarah menyebutkan akhlaq Al-Walid bin Yazid tidak terlalu baik. Ia sering minum-minuman keras dan berfoya-foya. Kisah buruk tentang khalifah Yazid Bin Abdul Malik ini tentu saja tidak bias di terima begitu saja. Ketika terjadi pertentangan antara dua  keluarga itu, tentu peluang menjelek-jelekkan nama baik musuh sangat besar.

2. Pengangkatan
Selama pemerintahan Hisyam Bin Abdul Malik, Al-Walid lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Damaskus. Ketika Khalifah Hisyam Bin Abdul Malik meninggal dunia, Al-Walid sedang berada di Azrak, utara Damaskus. Ia segera kembali ke Damaskus dan dibaiat menjadi khalifah kesebelas Khalifah Bani Umayyah saat itu usianya sekitar 39 Tahun.

3. Kebijakan
Kebijakan yang pertama ia lakukan adalah melipat gandakan bentuan kepada orang-orang buta dan tua yang tidak memiliki keluarga untuk merawatnya. Ia menetapkan anggaran tersendiri untuk membiayai masalah itu. Ia juga memerintahkan untuk memberikan pakaian kepada orang-orang miskin

4. Konflik
Pertentangan antara keluarga Yazid Bin Abdul Malik dan Hisyam Bin Abdul Malik agaknya tidak berhenti ketika keduanya meninggal dunia. Ketika berkuasa, Yazid Bin Abdul Malik menangkapi orang-orang yang dianggap dapat membahayakan kekuasaannya, termasuk keluarga Hisyam Bin Abdul Malik. Ketika terjadi penangkapan besar-besaran itu. Yazid Bin Walid Bin Abdul Malik melarikan diri. Secara diam-diam, Yazid Bin Walid Bin Abdul Malik berhasil menghimpun kekuatan. Ia pun dibaiat oleh keluarga Yamani di daerah syria dan palestina. Mengetahui ada gerakan yang akan membahayakan kekuasaanya. Khalifah Al-Walid Bin Yazid segera mengerahkan pasukan untuk menghancurkan pasukan Yazid Bin Walid Bin Abdul Malik. Namun terlambat, pasukan Yazid Bin Walid Bin Abdul Malik lebih dahulu bergerak menuju istana. Khalifah Al-Walid Bin Yazid terkepung pada detik-detik menentukan itu, sebagian besar pasukan andalannya justru bersatu dengan musuh.
 
5. Turunya Kekuasaan dan Kematian
Khalifah Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik segera melarikan diri ke-kediamannya. Namun sepuluh diantara pasukan musuh berhasil menenmukan persembunyiannya. Ketika dikepung ia sempat berkata,’’Bukankah aku telah memberi hadiah kepada kalian? Bukankah aku telah meringankan beban kalian yang berat? Bukankah aku telah memberi makan orang-orang fakir diantara kalian?”. Mereka mengepungnya dan menjawab,’’Kami tidak membencimudari diri kami sendiri. Kami mengepungmu karena engkau terlalu banyak melanggar batasan-batasan aturan Allah SWT. Engkau minum-minuman keras, menikahi istri ayahmu dan melecehkan perintah Allah SWT. ”ia meninggal pada usia 40 tahun, dan kepalanya dipancung. Ia memerintahkan selama satu tahun dua bulan 22 hari saja. Kemudian tahta kekhalifahan diduduki Yazid bin Walid.

B. Khalifah Yazid Bin Walid  (126 H-127 H)
1. Sejarah
Para sejarawan seirng menulisnya dengan Yazid III karena ia adalah sosok ketiga yang bernama Yazid yang menjabat khalifah Daulah Umayyah,Kalifah kedua. Yazid I adalah Yazid Bin Muawiyyah, Khalifah kesembilan. Yazid II adalah Yazin Bin Abdul Malik, khalifah kedua belas, Yazid III adalah Yazid Bin Walid, tokoh ini yang sedang dibahas.

2. Proses Pengangkatan
Setelah khalifah Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik terbunuh oleh para pengepungnya, jabatan khalifah dipegang oleh Yazid Bin Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik. Ia adalah sepupu sang khalifah. Ayah Yazid adalah Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik, saudara kandung Yazid Bin Abdul Malik, ayah  Walid (Khalifah sebelumnya). Yazid Bin Walid menjabat sebagai khalifah keduabelas Dauliah Umayyah.

3. Kebijakan
Ia dibaiat sebagai khalifah pada usia 46 tahun. Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah mengurangi jumlah bantuan social dan mengembalikannya pada anggaran biasa seperti pada masa khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Kebijakan itu menyebabkan ia dikenal dengan julukan An-Naqish (sang pengurang).

4. Konflik
Masa pemerintahan YAzid Bin Walid diwarnai dengan beragam kelut. Hal ini tidak mengherankan karena untuk mendapatkan jabatan khalifahnya. Yazid Bin Walid pun menumpahkan darah dengan terbunuhnya Walid Bin Yazid, khalifah sebelumnya.
Diantara mereka yang mengadakan gerakan ini adalah Sulaiman Bin Hisyam. Pada masa pemerintahan Walid Bin Yazid. Sulaiman termasuk dianatara mereka yang dijebloskan ke penjara. Ketika khalifah Walid Bin Yazid meninggal dunia dan Yazid II naik tahta, sulaiman dibebaskan. Namun ia melihat dirinya pun berhak atas jabatan khalifahnya. Ia segera mengerahkan pendukunya untuk merebut khalifah dari tangan Yazid. Hanya saja, khalifah Yazid berhasil membujuknya dan sulaiman kembali melakukan baiat.
Dari negeri Hims juga muncul rencana perebutan kekuasaan. Ketika mendengar terbunuhnya khalifah Walid Bin Yazid, Para pendukungnya dari Hims secara bergerak menuju Damaskus. Khalifah Yazid segera mengirimkan pasukan besar untuk menghalaunya. Pasukan Hims kalah dan sia-sia tentaranya kembali menyatakan baiat.
Selain dua gerakan itu, dari wilayah Armenia dan kaukus, muncul juga perbuatan kekuasaan. Sejak terbunuhnya Walid Bin Yazid, Marwan Bin Muhammad segera mempersiapkan rencana kudeta, rencana berbahaya itu terdengar oleh Khalifah Yazid Bin Walid. Ia pun segera mengirimkan utusan kepada Marwan. Sang khalifah membujuknya agar tidak melakuakan penyerangan. Ia menjanjikan tambahan Wilayah kekuasaan Azerbaijan dan mosul kepada Marwan. Gubernur Marwan pun setuju kembali membaiat.
Tampaknya, fanatisme kesukuan benar-benar telah mewabahi pemerintahan Yazid Bin Walid. Disamping usaha perebutan kekuasaan diatas, dan lembah irak juga muncul gejolak masyarakat. Penduduk yamamah juga demikian. Mereka berusaha melakukan kudeta terhadap gubernurnya.
Gejolak diwilayah khuruzan justru lebih parah. Gubernur Nushair Bin Sayyaf menolak keinginan khalifah Yazid Bin Walid yang ingin mengalihkan jabatannya pada panglima Manshur Bin Jamhur. Konflik berdarah pun terjadi.
Keadaan pemerintahan khalifah Yazid Semakin tak menentu gerakan Abbasiyah yang sejak beberapa tahun terakhir mulai muncul dan makin berani unjuk diri. Beragam kerusuhan itu berakibat pukulan batin dari diri khalifah Yazid Bin Walid

5. Berakhirnya
Ia meninggal pada 7 Dzulhijjah 126 H. Setelah sebelumnya mengalami kelumpuhan fisik. Ada yang mengatakan ia meninggal karena penyakit tha’un. Masa pemerintahannya beberapa bulan, ia wafat tanpa meninggalkan jejak emas berarti. Bahkan ia mewariskan beragam permasalahan yang kelak berujung pada berakhirnya kejayaan Daulah Umayyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar