A. Khalifah Al- Walid Bin Yazid (125 H-126 H)
1. Sejarah
Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik dilahirkan pada 90
H. Ketika ayahnya, Yazid Bin Abdul Malik diangkat sebagai khalifah, Al-Walid
masih berusia 11 Tahun. Seperti dituturkan At-Tabari dalam Tarikh Al-Umam
Al-Muluk, ketika diangkat menjadi khlaifah, Yazid Bin Abdul Malik ingin
mengangkat putranya Al-Walid sebagai putra mahkota. Namun saat itu Al-Walid
masih belum cukup usia. Yazid bin Abdul Malik terpaksa mengangkat saudaranya,
sedangkan Al-Walid sebagai putra mahkota kedua. Ternyata, Yazid Bin Abdul Malik
masih hidup hingga putranya cukup usia. Yazid Bin Abdul Malik sangat menyesal
karena terlanjur mendahulukan saudaranya dari pada putranya sendiri.
Menurut riwayat, ia pernah berkata :”Tuhanlah yang
menjadi hakim antara aku dan orang-orang yang telah menjadikan Hisyam Bin Abdul
Malik sebagai pemisah antara aku dan engkau.” Begitu Yazid Bin Abdul Malik
meninggal dunia, Hisyam naik tahta sebagai khalifah kesepuluh Daulah Umayyah.
Sudah bias ditebak, terjadi pertentangan antara Khalifah Hisyam Bin Abdul Malik
dan keponakannya, Al-Walid bin Yazid. Apalagi beberapa ahli sejarah menyebutkan
akhlaq Al-Walid bin Yazid tidak terlalu baik. Ia sering minum-minuman keras dan
berfoya-foya. Kisah buruk tentang khalifah Yazid Bin Abdul Malik ini tentu saja
tidak bias di terima begitu saja. Ketika terjadi pertentangan antara dua keluarga itu, tentu peluang menjelek-jelekkan
nama baik musuh sangat besar.
2. Pengangkatan
Selama pemerintahan Hisyam Bin Abdul Malik, Al-Walid
lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Damaskus. Ketika Khalifah Hisyam Bin
Abdul Malik meninggal dunia, Al-Walid sedang berada di Azrak, utara Damaskus.
Ia segera kembali ke Damaskus dan dibaiat menjadi khalifah kesebelas Khalifah
Bani Umayyah saat itu usianya sekitar 39 Tahun.
3. Kebijakan
Kebijakan yang pertama ia lakukan adalah melipat
gandakan bentuan kepada orang-orang buta dan tua yang tidak memiliki keluarga
untuk merawatnya. Ia menetapkan anggaran tersendiri untuk membiayai masalah
itu. Ia juga memerintahkan untuk memberikan pakaian kepada orang-orang miskin
4. Konflik
Pertentangan antara keluarga Yazid Bin Abdul Malik
dan Hisyam Bin Abdul Malik agaknya tidak berhenti ketika keduanya meninggal
dunia. Ketika berkuasa, Yazid Bin Abdul Malik menangkapi orang-orang yang
dianggap dapat membahayakan kekuasaannya, termasuk keluarga Hisyam Bin Abdul
Malik. Ketika terjadi penangkapan besar-besaran itu. Yazid Bin Walid Bin Abdul
Malik melarikan diri. Secara diam-diam, Yazid Bin Walid Bin Abdul Malik
berhasil menghimpun kekuatan. Ia pun dibaiat oleh keluarga Yamani di daerah
syria dan palestina. Mengetahui ada gerakan yang akan membahayakan kekuasaanya.
Khalifah Al-Walid Bin Yazid segera mengerahkan pasukan untuk menghancurkan
pasukan Yazid Bin Walid Bin Abdul Malik. Namun terlambat, pasukan Yazid Bin
Walid Bin Abdul Malik lebih dahulu bergerak menuju istana. Khalifah Al-Walid
Bin Yazid terkepung pada detik-detik menentukan itu, sebagian besar pasukan
andalannya justru bersatu dengan musuh.
5. Turunya Kekuasaan dan Kematian
Khalifah Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik segera
melarikan diri ke-kediamannya. Namun sepuluh diantara pasukan musuh berhasil
menenmukan persembunyiannya. Ketika dikepung ia sempat berkata,’’Bukankah aku
telah memberi hadiah kepada kalian? Bukankah aku telah meringankan beban kalian
yang berat? Bukankah aku telah memberi makan orang-orang fakir diantara
kalian?”. Mereka mengepungnya dan menjawab,’’Kami tidak membencimudari diri
kami sendiri. Kami mengepungmu karena engkau terlalu banyak melanggar batasan-batasan
aturan Allah SWT. Engkau minum-minuman keras, menikahi istri ayahmu dan
melecehkan perintah Allah SWT. ”ia meninggal pada usia 40 tahun, dan kepalanya
dipancung. Ia memerintahkan selama satu tahun dua bulan 22 hari saja. Kemudian
tahta kekhalifahan diduduki Yazid bin Walid.
B.
Khalifah Yazid Bin Walid (126 H-127 H)
1. Sejarah
Para sejarawan seirng menulisnya dengan Yazid III
karena ia adalah sosok ketiga yang bernama Yazid yang menjabat khalifah Daulah
Umayyah,Kalifah kedua. Yazid I adalah Yazid Bin Muawiyyah, Khalifah kesembilan.
Yazid II adalah Yazin Bin Abdul Malik, khalifah kedua belas, Yazid III adalah
Yazid Bin Walid, tokoh ini yang sedang dibahas.
2. Proses Pengangkatan
Setelah khalifah Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik
terbunuh oleh para pengepungnya, jabatan khalifah dipegang oleh Yazid Bin Walid
Bin Yazid Bin Abdul Malik. Ia adalah sepupu sang khalifah. Ayah Yazid adalah
Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik, saudara kandung Yazid Bin Abdul Malik,
ayah Walid (Khalifah sebelumnya). Yazid
Bin Walid menjabat sebagai khalifah keduabelas Dauliah Umayyah.
3. Kebijakan
Ia dibaiat sebagai khalifah pada usia 46 tahun.
Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah mengurangi jumlah bantuan social dan
mengembalikannya pada anggaran biasa seperti pada masa khalifah Hisyam Bin
Abdul Malik. Kebijakan itu menyebabkan ia dikenal dengan julukan An-Naqish
(sang pengurang).
4. Konflik
Masa pemerintahan YAzid Bin Walid diwarnai dengan
beragam kelut. Hal ini tidak mengherankan karena untuk mendapatkan jabatan
khalifahnya. Yazid Bin Walid pun menumpahkan darah dengan terbunuhnya Walid Bin
Yazid, khalifah sebelumnya.
Diantara mereka yang mengadakan gerakan ini adalah
Sulaiman Bin Hisyam. Pada masa pemerintahan Walid Bin Yazid. Sulaiman termasuk
dianatara mereka yang dijebloskan ke penjara. Ketika khalifah Walid Bin Yazid
meninggal dunia dan Yazid II naik tahta, sulaiman dibebaskan. Namun ia melihat
dirinya pun berhak atas jabatan khalifahnya. Ia segera mengerahkan pendukunya
untuk merebut khalifah dari tangan Yazid. Hanya saja, khalifah Yazid berhasil
membujuknya dan sulaiman kembali melakukan baiat.
Dari negeri Hims juga muncul rencana perebutan
kekuasaan. Ketika mendengar terbunuhnya khalifah Walid Bin Yazid, Para
pendukungnya dari Hims secara bergerak menuju Damaskus. Khalifah Yazid segera
mengirimkan pasukan besar untuk menghalaunya. Pasukan Hims kalah dan sia-sia
tentaranya kembali menyatakan baiat.
Selain dua gerakan itu, dari wilayah Armenia dan
kaukus, muncul juga perbuatan kekuasaan. Sejak terbunuhnya Walid Bin Yazid,
Marwan Bin Muhammad segera mempersiapkan rencana kudeta, rencana berbahaya itu
terdengar oleh Khalifah Yazid Bin Walid. Ia pun segera mengirimkan utusan
kepada Marwan. Sang khalifah membujuknya agar tidak melakuakan penyerangan. Ia
menjanjikan tambahan Wilayah kekuasaan Azerbaijan dan mosul kepada Marwan.
Gubernur Marwan pun setuju kembali membaiat.
Tampaknya, fanatisme kesukuan benar-benar telah
mewabahi pemerintahan Yazid Bin Walid. Disamping usaha perebutan kekuasaan
diatas, dan lembah irak juga muncul gejolak masyarakat. Penduduk yamamah
juga demikian. Mereka berusaha melakukan kudeta terhadap gubernurnya.
Gejolak diwilayah khuruzan justru lebih parah.
Gubernur Nushair Bin Sayyaf menolak keinginan khalifah Yazid Bin Walid yang
ingin mengalihkan jabatannya pada panglima Manshur Bin Jamhur. Konflik berdarah
pun terjadi.
Keadaan pemerintahan khalifah Yazid Semakin tak
menentu gerakan Abbasiyah yang sejak beberapa tahun terakhir mulai muncul dan
makin berani unjuk diri. Beragam kerusuhan itu berakibat pukulan batin dari
diri khalifah Yazid Bin Walid
5. Berakhirnya
Ia meninggal pada 7 Dzulhijjah 126 H. Setelah
sebelumnya mengalami kelumpuhan fisik. Ada yang mengatakan ia meninggal karena
penyakit tha’un. Masa pemerintahannya beberapa bulan, ia wafat tanpa
meninggalkan jejak emas berarti. Bahkan ia mewariskan beragam permasalahan yang
kelak berujung pada berakhirnya kejayaan Daulah Umayyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar